Monday, November 26, 2012

Islam di Tanah Jawa


Kondisi masyarakat di Pulau Jawa sebelum masuknya Islam, kehidupannya masih menganut sistim kasta. Kasta ini dibagi manjadi 4 (empat) yaitu:
Kasta Brahmana
Kasta Ksatria
Kasta Waisya
Kasta Sudra

Setelah masuk agama Islam baru mulai terkikis sistim kasta dikalangan masyarakat Jawa dan sedikit demi sedikit mulailah hilang perbedaan atau tingkat dalam masyarakat.

Menurut ahli sejarah, Islam masuk ke Pulau Jawa sekitar abad 11 M, yang dibawa oleh pedagang-pedagang dari Arab melalui Pasai (Aceh Utara), tetapi sebagian lagi ahli sejarah berpendapat bahwa Islam masuk ke Indonesia justru dimulai dari Pulau Jawa, karena konon sekitar tahun 929-949 M masa kekuasaan Prabu Sindok, banyak pedagang dari Pulau Jawa yang sudah sampai ke Baghdad demikian pula sebaliknya pedagang dari Persia dan Gujarat sudah ada yang datang ke Indonesia khususnya di Jawa. Hal ini diperkuat oleh bukti ditemukannya batu nisan seorang wanita islam yang bernama Fatimah Binti Maimun di Desa Leran, Gresik, dimana tertulis wafat tahun 475 H atau tahun 1082 M.

Wilayah pertama yang didatangi oleh para pembawa agama Islam di Pulau Jawa adalah wilayah pesisir utara Pulau Jawa.

Islam baru tampak perkembangannya di Jawa adalah saat datanganya Maulana Malik Ibrahim di Gresik yang kemudian menjadi pusat penyebaran Islam di Jawa Timur.

Singkat cerita, perkembangan islam di Pulau Jawa selanjutnya meningkat pesat setelah para wali berhimpun yang dikenal dengan WALI SONGO atau Sembilan orang Wali sehingga penyebaran islam-pun meluas di Pulau Jawa.

KISAH WALI SONGO

Wali Songo adalah suatu perhimpunan / Kesatuan Muballigh yang bertugas untuk memimpin syiar Islam di Tanah Jawa khususnya, jadi hakekatnya Wali Songo itu tidak terbatas hanya Sembilan orang wali saja tapi lebih dari sembilan orang, hanya nama Songo disini merupakan ketetapan dari organisasi yang mereka dirikan.

Adapun para wali yang popular dikalangan masyarakat adalah:
1. Syeikh Maulana Malik Ibrahim
2. Raden Rahmat (Sunan Ampel)
3. Raden Paku atau Ainul Yaqin (Sunan Giri)
4. Raden Maqdum Ibrahim (Sunan Bonang)
5. Raden Qosim (Sunan Derajat)
6. Raden Ja’far Shadiq (Sunan Kudus)
7. Raden Sahid (Sunan Kalijaga)
8. Raden Umar Said (Sunan Muria)
9. Sayyid Syarif Hidayatullah (Sunan Gunung Jati)

Selain sembilan orang wali yang kita kenal itu, juga ada para wali yang pernah menjadi anggota dewan Wali Songo, mereka antara lain adalah:

  1. Maulana Ishaq: seorang Syeikh dari Sumarqandi yang akhirnya pindah ke Pasai di Aceh dan beliau akhirnya wafat disana.
  2. Jumadil Kubra: beliau dari Mesir dan makamnya ditemukan di Troloyo/Trowulan Mojokerto, Jawa Timur.
  3. Syeikh Muhammad Al-Maghribi: beliau dari Maroko dan makamnya ditemukan di Jatianom Klaten, Jawa Tengah.
  4. Syeikh Malik Israil: beliau datang dari Turkey dan makamnya ditemukan di Gunung Santri Cilegon, Jawa Barat.
  5. Syeikh Muhammad Ali Akbar: beliau datang dari Persia dan makamnya juga ditemukan di Gunung Santri Cilegon, Jawa Barat.
  6. Syeikh Hasanuddin dan Syeikh Aliyuddin: keduanya datang dari Palestina dan dimakamkan di Mesjid Banten Lama.
  7. Syeikh Subakir: beliau datang dari Persia: setelah lama di Tanah Jawa beliau akhirnya kembali ke Persia dan wafat disana.


No comments:

Post a Comment